Halaman
PERISTIWA-PERISTIWA
SEKITAR PROKLAMASI DAN
PROSES TERBENTUKNYA
NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
Analisa Kuis
Pernahkah kalian melihat film produksi
Hollywod yang berjudul
Pearl Harbour
?
Apa yang bisa kalian petik dari film
tersebut? Ya, salah satunya sejarah peristiwa
penyerangan Jepang terhadap pangkalan
militer Amerika Serikat di Hawaii yang
sekaligus menjadi penyebab khusus
meletusnya Perang Dunia II.
Peristiwa tersebut dan peristiwa-peristiwa
berikutnya yang menyertai ternyata juga ada
kaitannya dengan keberadaan Jepang di
Indonesia.
Sekarang, coba amatilah hal tersebut agar
kalian makin tertarik mempelajari bab
berikut secara keseluruhan.
Bangsa Indonesia pernah mengalami
masa penjajahan yang cukup lama, dan
selama itu pulalah bangsa Indonesia
mengalami penderitaan. Akibat penderitaan
pada masa penjajahan tersebut mendor ong
timbulnya semangat untuk melepaskan diri
dari penjajah. Namun usaha untuk mem-
Sumber:
30 Tahun Indonesia Mer deka,
1975
peroleh kemerdekaan tersebut ternyata
tidak mudah dan harus melalui ber-
bagai rintangan dan peristiwa sejarah
yang perlu dicatat dan menjadi
pelajaran bagi kehidupan bangsa In-
donesia.
Terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia ternyata tidak
hanya cukup dengan pembacaan
naskah proklamasi kemerdekaan pada
tanggal 17 Agustus 1945, tetapi
melalui berbagai tahapan d an peris-
tiwa yang memperkokoh terbentuknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Proses yang perlu dilalui bagi terben-
tuknya negara antara lain Pembentuk-
an Kelengkapan Pemerintahan, Pem-
bentukan Alat Kelengkapan Keamanan
Negara, dan lain-lain.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
200
Peta Konsep
Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
Indonesia yang merdeka dan berdaulat penuh
Mempelajari
– Peristiwa-peristiwa men-
jelang Proklamasi Kemer-
dekaan Indonesia
– Pernyataan Proklamasi
Kemerdekaan
Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia
– Penyebaran berita Prokla-
masi Kemerdekaan
– Sambutan diberbagai
daerah terhadap prokla-
masi
Proses terbentuk NKRI
Memengaruhi
Meliputi
– Pembentukan kelengkap-
an pemerintah
– Pembentukan KNI
– Pembentukan alat keleng-
kapan keamanan negara
– Dukungan daerah terha-
dap pembentukan NKRI
– Pembentukan lembaga
pemerintahan di seluruh
daerah
Menjadi
Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
201
A. PERISTIWA-PERISTIWA SEKITAR PROKLAMA-
SI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945
1. Peristiwa-peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerde-
kaan
Adapun peristiwa-peristiwa yang terjadi menjelang
Proklamasi Kemerdekaan antara lain:
a. Jepang menyerah kepada Sekutu
Akibat pengeboman Kota Hiroshima dan Nagasaki oleh
Amerika mengakibatkan Jepang kehilangan kekuatan, sehingga
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14
Agustus 1945.
Pada pertemuan di Saigon (Vietnam) tanggal 11 Agustus 1945
pukul 11.40 waktu setempat kepada para pemimpin bangsa Indo-
nesia (Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Radjiman We-
diodiningrat), Jenderal Besar Terauchi menyampaikan hal-hal
berikut.
1) Pemerintah Jepang memutuskan memberikan kemerdekaan
kepada bangsa Indonesia.
2) Untuk melaksanakan kemerdekaan dibentuk PPKI sebagai
pengganti BPUPKI.
3) Pelaksanaan kemerdekaan segera dilakukan setelah persiapan
selesai dilakukan dan secara berangsur-angsur dari Pulau Jawa,
baru disusul oleh pulau lainnya.
4) Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia
Belanda.
5) Pada tanggal 7 Agustus 1945 diumumkan pembentukan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau
Docuritsu
Junbi Inkai.
PPKI diketuai Ir. Soekarno dan wakil ketuanya
Drs. Moh. Hatta.
b. Peristiwa Rengasdengklok
Setelah mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu,
bangsa Indonesia mempersiapkan dirinya untuk merdeka. Waktu
yang singkat itu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Perundingan-
perundingan diadakan di antara para pemuda dengan tokoh-tokoh
tua, maupun di antara para pemuda sendiri. Walaupun demikian, di
antara tokoh pemuda dengan golongan tua sering terjadi perbedaan
pendapat, akibatnya terjadilah “Peristiwa Rengasdengklok”.
Pada tanggal 16 Agustus pukul 04.00 WIB, Bung Hatta dan
Bung Karno beserta Ibu Fatmawati dan Guntur Soekarno Poetra
dibawa pemuda ke Rengasdengklok, kota kawedanan di pantai
Sumber:
Ensiklopedi Umum
untuk Pelajar
, 2005
Gambar 11.1
Keadaan Kota
Hiroshima setelah dibom
atom oleh Amerika Serikat.
Aktivitas Mandiri
Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indone-
sia (PPKI) merupakan
bentukan Jepang,
menurut kalian apakah
PPKI tersebut tunduk
dan menjadi
kepanjangan tangan
Jepang. Coba jelaskan
alasannya untuk
menambah
pemahaman kalian.
Ajang Curah
Pendapat
Untuk menambah
pemahaman kalian,
coba diskusikan
bersama, mengapa
antara golongan muda
dengan golongan tua
terjadi perbedaan
pendapat. Apa yang
melatarbelakanginya?
Galeri Pengetahuan Sosial 2
202
utara Kabupaten Karawang, tempat kedudukan
cudan
(kompi)
tentara Peta. Tujuan peristiwa ini dilatarbelakangi oleh keinginan
pemuda yang mendesak golongan tua untuk segera memprokla-
mirkan kemerdekaan Indonesia. Pemuda membawa Bung Karno
dan Bung Hatta ke Rengasdengklok agar tidak terpengaruh oleh
Jepang. Setelah melalui perdebatan dan di tengah-tengahi Ahmad
Soebardjo, menjelang malam hari, kedua tokoh itu akhirnya kembali
ke Jakarta.
Rombongan Soekarno–Hatta sampai di Jakarta pada pukul
23.30 waktu Jawa zaman Jepang (pukul 23.00 WIB). Soekarno
Hatta setelah singgah di rumah masing masing, kemudian bersama
rombongan lainnya menuju rumah Laksamana Maeda di Jalan
Imam Bonjol No. 1 Jakarta. (tempat Ahmad Soebardjo bekerja)
untuk merumuskan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Malam itu juga segera diadakan musyawarah. Tokoh tokoh yang
hadir saat itu ialah Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ahmad
Soebardjo, para anggota PPKI, dan para tokoh pemuda, seperti
Sukarni, Sayuti Melik, B.M. Diah, dan Sudiro. Tokoh-tokoh yang
merumuskan teks proklamasi berada di ruang makan. Adapun tokoh
yang menulis teks proklamasi adalah Ir. Soekarno, sedangkan Drs.
Mohammad Hatta dan Ahmad Soebardjo turut mengemukakan
ide-idenya secara lisan.
Perumusan teks proklamasi sampai dengan penanda-
tanganannya baru selesai pukul 04.00 WIB pagi hari, tanggal 17
Agustus 1945. Pada saat itu juga telah diputuskan bahwa teks
proklamasi akan dibacakan di halaman rumah Ir. Soekarno di Jalan
Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada pagi hari pukul 10.00 WIB.
2. Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pelaksanaan pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan
dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945. Sejak
pagi telah dilakukan persiapan di rumah Ir. Soekarno, untuk
menyambut Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Banyak tokoh
pergerakan nasional beserta rakyat berkumpul di tempat itu.
Mereka ingin menyaksikan pembacaan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
Sesuai kesepakatan yang diambil di rumah Laksamana Maeda,
para tokoh Indonesia menjelang pukul 10.30 waktu Jawa zaman
Jepang atau 10.00 WIB telah berdatangan ke rumah Ir. Soekarno.
Mereka hadir untuk menjadi saksi pembacaan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
Acara yang disusun dalam upacara di kediaman 1r. Soekarno
itu, antara lain sebagai berikut:
Serasi
(Serba-serbi Sosial)
Penyusunan teks Pro-
klamasi Kemerdekaan
Indonesia semula akan
dilakukan di Hotel Des
Indes. Namun pada
saat itu ada aturan
yang melarang adanya
kegiatan rapat setelah
pukul 22.00 WIB,
akhirnya dipindah ke
rumah Laksamana
Muda Tadashi Maeda.
Sumber:
Ensiklopedi Umum
untuk Pelajar,
2005
Gambar 11.2
Ir.Soekarno
yang didampingi oleh Drs.
Moh.Hatta membacakan teks
proklamasi kemerdekaan.
Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
203
a. Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
b. Pengibaran bendera Merah Putih.
c. Sambutan Wali Kota Suwiryo dan dr. Muwardi.
Upacara proklamasi kemerdekaan berlangsung tanpa
protokol. Latief Hendraningrat memberi aba-aba siap kepada
seluruh barisan pemuda. Semua yang hadir berdiri tegak dengan
sikap sempurna. Suasana menjadi sangat hening. Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta dipersilakan maju beberapa langkah dari
tempatnya semula. Ir. Soekarno mendekati mikrofon. Dengan
suaranya yang mantap, Ir. Soekarno dan didampingi Drs. Moh.
Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.,
diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo
jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta
Sesaat setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan dilanjut-
kan upacara pengibaran bendera Merah Putih. Bendera Sang Saka
Merah Putih itu dijahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno. Suhud
mengambil bendera dari atas baki (nampan) yang telah disediakan
dan mengibarkannya dengan bantuan Shodanco Latief
Hendraningrat. Kemudian Sang Merah Putih mulai dinaikkan dan
hadirin yang datang bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Bendera dinaikkan perlahan-lahan menyesuaikan syair lagu
Indonesia Raya.
Seusai pengibaran bendera Merah Putih acara dilanjutkan
sambutan dari Wali Kota Suwiryo dan dr. Muwardi. Pelaksanaan
upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dihadiri oleh tokoh
tokoh Indonesia lainnya, seperti Mr. Latuharhary, Ibu Fatmawati,
Sukarni, dr. Samsi, Ny. S.K. Trimurti, Mr. A.G. Pringgodigdo, dan
Mr. Sujono.
3. Penyebaran Berita P roklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945
Sesaat setelah
teks proklamasi kemerdekaan dibacakan,
berita proklamasi disebarluaskan secara cepat oleh segala lapisan
Serasi
(Serba-serbi Sosial)
Pada teks proklamasi
ditulis tahun 05 atau
2605 (tahun masehi
1945), yaitu tahun
Syowa atau tahun
Jepang yang digunakan
selama masa pendu-
dukan Jepang.
Sumber:
30 Tahun Indonesia
Merdeka,
1985
Gambar 11.3
Pengibaran
bendera Merah Putih.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
204
masyarakat di sekitar Jakarta, terutama oleh para pemuda. Para
pemuda menyebarkan berita proklamasi melalui berbagai cara,
antara lain dengan menyebar pamflet, mengadakan pertemuan,
menulis pada tembok-tembok.
Teks proklamasi yang telah dirumuskan pada tanggal 17
Agustus 1945 beberapa saat kemudian berhasil diselundupkan ke
kantor pusat pemberitaan Jepang, Domei (sekarang Kantor Berita
Antara). Sekitar pukul 18.30 WIB Wartawan Kantor Berita Domei,
Syahruddin berhasil menyelundupkan teks proklamasi dan diterima
oleh Kepala Bagian Radio, Waidan B. Palenewen. Teks proklamasi
tersebut kemudian diberikan kepada F. Wuz, seorang markonis
kantor berita tersebut untuk segera diudarakan.
Pucuk pimpinan tentara Jepang di Jawa segera memerin-
tahkan untuk meralat berita proklamasi dan menyatakan sebagai
kekeliruan agar tidak berdampak luas. Pada tanggal 20 Agustus
1945, pemancar radio disegel oleh Jepang dan para pegawainya
dilarang masuk. Meskipun kantor Berita Domei disegel, para
pemuda tidak kehilangan akal. Mereka membuat pemancar baru
dengan bantuan teknisi radio, seperti Sukarman, Sutamto
Susiloharjo, dan Suhandar. Alat pemancar radio yang diambil dari
Kantor Berita Domei sebagian dibawa ke rumah Waidan B.
Palenewen dan sebagian ke Menteng 31. Di Menteng 31 itulah
para pemuda merakit pemancar radio baru dengan kode panggilan
WK 1. Dari pemancar radio inilah, berita proklamasi terus disiarkan.
Tokoh-tokoh Indonesia yang bekerja di stasiun radio milik
Jepang dan berjasa menyebarkan berita proklamasi, antara lain
Maladi, Yusuf Ronodipuro, Sakti Alamsyah, dan Suryodipuro. Maladi
kemudian memprakarsai pendirian Radio Republik Indonesia pada
tanggal 11 September 1945.
Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia juga disebarkan
melalui beberapa surat kabar.
Harian Soeara Asia
di Surabaya
adalah koran pertama yang menyiarkan berita proklamasi. Para
pemuda yang berjuang lewat pers, antara lain B.M. Diah, Sukarjo
Wiryopranoto, lwa Kusumasumantri, Ki Hajar Dewantara, Otto
Iskandardinata, G.S.S.J. Ratulangi, Adam Malik, Sayuti Melik, Sutan
Syahrir, Madikin Wonohito, Sumanang SM, Manai Sophian, dan
Ali Hasyim.
Pihak pemerintah Republik Indonesia juga menugaskan
kepada para gubernur yang telah dilantik pada tanggal 2 Septem-
ber 1945 untuk segera kembali ke tempat tugasnya masing masing
guna menyebarluaskan berita Proklamasi Kemerdekaan Indone-
sia di wilayahnya. Tokoh tokoh tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Teuku Mohammad Hasan untuk daerah Sumatra.
b. Sam Ratulangi untuk daerah Sulawesi.
Sumber:
Sejarah Nasional
Indonesia,
1993
Gambar 11.4
Gedung Men-
teng Raya 31, pusat perjuang-
an pemuda.
Ajang Curah
Pendapat
Untuk menambah
pengetahuan kalian,
coba diskusikan
dengan kelompok
kalian mengenai
makna proklamasi bagi
bangsa Indonesia.
Serasi
(Serba-serbi Sosial)
Kantor berita Domei
(yang sekarang Kantor
Berita Antara) pada
tanggal 20 Agustus
1945 disegel oleh
Jepang dan pegawai-
nya dilarang bekerja,
karena menyiarkan
berita proklamasi ke-
merdekaan Indonesia.
Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
205
c. Ktut Pudja untuk daerah Nusa Tenggara.
d. Ir. Mohammad Noor untuk daerah Kalimantan.
4. Sambutan Rakyat di Berbagai Daerah terhadap
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Peristiwa penting yang menunjukkan dukungan rakyat secara
spontan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, antara lain
sebagai berikut.
a. Rapat Raksasa di Lapangan lkada
Di berbagai tempat, masyarakat dengan dipelopori para
pemuda menyelenggarakan rapat dan demonstrasi untuk
membulatkan tekad menyambut kemerdekaan. Di Lapangan Ikada
(Ikatan Atletik Djakarta) Jakarta pada tanggal 19 September 1945
dilaksanakan rapat umum yang dipelopori
Komite Van Aksi
.
Lapangan lkada sekarang ini terletak di sebelah selatan Lapangan
Monas.
Makna rapat raksasa di Lapangan Ikada bagi bangsa Indo-
nesia, antara lain sebagai berikut.
1) Rapat tersebut berhasil mempertemukan pemerintah Republik
Indonesia dengan rakyatnya.
2) Rapat tersebut merupakan perwujudan kewibawaan pemerin-
tah Republik Indonesia terhadap rakyat.
3) Menanamkan kepercayaan diri bahwa rakyat Indonesia mam-
pu mengubah nasib dengan kekuatan sendiri.
4) Rakyat mendukung pemerintahan yang baru terbentuk. Buk-
tinya, setiap instruksi pimpinan mereka laksanakan.
b. Tindakan heroik mendukung pr oklamasi
Usaha menegakkan kedaulatan juga terjadi di berbagai daerah
dengan adanya tindakan heroik di berbagai kota yang mendukung
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1)
Jogjakarta
Perebutan kekuasaan di Jogjakarta dimulai tanggal 26 Sep-
tember 1945 sejak pukul 10.00. WIB. Para pegawal pemerintah
dan perusahaan yang dikuasai Jepang melakukan aksi mogok.
Mereka menuntut agar Jepang menyerahkan semua kantor
kepada pihak Indonesia. Aksi mogok makin kuat ketika Komite
Nasional Indonesia Daerah (KNID) menegaskan bahwa
kekuasaan di daerah tersebut telah berada di tangan pemerintah
RI. Pada hari itu juga di Jogjakarta terbit surat kabar Kedaulatan
Rakyat.
Aktivitas Mandiri
Untuk menambah
pemahaman kalian,
coba jelaskan mengapa
rakyat di seluruh dae-
rah di Indonesia sangat
antusias mendengar
dan menyambut berita
mengenai proklamasi
kemerdekaan Indone-
sia.
Sumber:
Sejarah Nasional
Indonesia,
1993
Gambar 12.5
Rapat raksasa
di Lapangan Ikada dan Ir.
Soekarno berpidato di pang-
gung.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
206
2)
Surabaya
Para pemuda yang tergabung dalam BKR berhasil
merebut kompleks penyimpanan senjata Jepang dan pemancar
radio di Embong, Malang. Selain itu, terjadi insiden bendera di
Hotel Yamato, Tunjungan Surabaya. Insiden itu terjadi ketika
beberapa orang Belanda mengibarkan bendera Merah Putih
Biru di atap hotel. Tindakan tersebut menimbulkan kemarahan
rakyat. Rakyat kemudian menyerbu hotel, menurunkan, dan
merobek warna biru bendera itu untuk dikibarkan kembali.
Insiden ini terjadi pada tanggal 19 September 1945.
3)
Semarang
Pada tanggal 14 Oktober 1945 para pemuda bermaksud
memindahkan 400 orang tawanan Jepang (vateran Angkatan
Laut) dari Pabrik Gula Cepiring menuju Penjara Bulu di
Semarang. Akan tetapi, di tengah perjalanan para tawanan itu
melarikan diri dan bergabung dengan Kidobutai di Jatingaleh
(batalyon setempat di bawah pimpinan Mayor Kido).
Situasi bertambah panas dengan desas-desus bahwa
Jepang telah meracuni cadangan air minum penduduk Sema-
rang yang ada di Candi. Untuk membuktikan kebenaran desas
desus tersebut, dr. Karyadi sebagai Kepala Laboratorium Pusat
Rumah Sakit Rakyat (Parusara) melakukan pemeriksaan.
Namun, yang terjadi kemudian dr. Karyadi tewas di jalan
Pandanaran, Semarang. Tewasnya dr. Karyadi menimbulkan
kemarahan para pemuda Semarang.
Pada tanggal 15 Oktober 1945 pasukan Kidobutai
melakukan serangan ke kota Semarang dan dihadapi oleh TKR
dan laskar pejuang lainnya. Pertempuran berlangsung selama
lima hari dan mereda setelah pemimpin TKR berunding dengan
pimpinan pasukan Jepang. Kedatangan pasukan Sekutu di
Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 juga mempercepat
terjadinya gencatan senjata. Pasukan Sekutu akhirnya
menawan dan melucuti tentara Jepang. Akibat pertempuran
ini ribuan pemuda gugur dan dan ratusan orang Jepang tewas.
Untuk mengenang peristiwa itu, di Semarang didirikan
Monumen Tugu Muda dan nama dr. Karyadi diabadikan
menjadi nama sebuah rumah sakit umum di Semarang.
4)
Aceh
Pada tanggal 6 Oktober 1945, para pemuda dari tokoh
masyarakat membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API).
Penguasa militer Jepang memerintahkan pembubaran organisasi
itu dan para pemuda tidak boleh melakukan kegiatan
perkumpulan. Atas peringatan Jepang itu, para pemuda
Sumber:
30 Tahun Indonesia
Merdeka,
1985
Gambar 12.6
Insiden
bendera di Hotel Yamato,
Surabaya pada tanggal 19
September 1945.
Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
207
menolak keras. Anggota API kemudian merebut dan
mengambil alih kantor-kantor pemerintahan. Di tempat-tempat
yang telah mereka rebut para pemuda mengibarkan bendera
Merah Putih dan berhasil melucuti senjata tentara Jepang.
5)
Bali
Pada bulan Agustus 1945, para pemuda Bali telah
membentuk organisasi seperti Angkatan Muda Indonesia
(AMI) dan Pemuda Republik Indonesia (PRI). Upaya
perundingan untuk menegakkan kedaulatan RI telah mereka
upayakan, tetapi pihak Jepang selalu menghambat. Atas
tindakan tersebut pada tanggal 13 Desember 1945 para
pemuda merebut kekuasaan dari Jepang secara serentak, tetapi
belum berhasil karena persenjataan Jepang masih kuat.
6)
Kalimantan
Rakyat Kalimantan juga berusaha menegakkan
kemerdekaan dengan cara mengibarkan bendera Merah Putih,
memakai lencana Merah Putih, dan mengadakan rapat-rapat,
tetapi kegiatan ini dilarang oleh pasukan Sekutu yang sudah
ada di Kalimantan. Rakyat tidak menghiraukan larangan Sekutu,
sehingga pada tanggal 14 November 1945 di Balikpapan ( depan
markas Sekutu) berkumpul lebih kurang 8000 orang dengan
membawa bendera merah putih.
7)
Palembang
Rakyat Palembang dalam mendukung proklamasi dan
menegakkan kedaulatan negara Indonesia dilakukan dengan
jalan mengadakan upacara pengibaran bendera Merah Putih
pada tanggal 8 Oktober 1945 yang dipimpin oleh dr. A.K. Gani.
Pada kesempatan itu diumumkan bahwa Sumatra Selatan
berada di bawah kekuasaan RI. Upaya penegakan kedaulatan
di Sumatra Selatan tidak memerlukan kekerasan, karena Jepang
berusaha menghindari pertempuran.
8)
Bandung
Para pemuda bergerak untuk merebut Pangkalan Udara
Andir (sekarang Bandara Husein Sastranegara) dan gudang
senjata dari tangan Jepang.
9)
Makassar
Gubernur Sam Ratulangi menyusun pemerintahan pada
tanggal 19 Agustus 1945. Sementara itu, para pemuda bergerak
untuk merebut gedung-gedung penting seperti stasiun radio dan
tangsi polisi.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
208
10)
Sumbawa
Bentrokan fisik antara pemuda dan antara Jepang terjadi
di Gempe, Sape, dan Raba.
11)
Sumatra Selatan
Pada tanggal 8 Oktober 1945 rakyat mengadakan
upacara pengibaran bendera Merah Putih. Pada tanggal itu
juga diumumkan bahwa Sumatra Selatan berada di bawah
kekuasaan RI.
12)
Lampung
Para pemuda yang tergabung dalam API (Angkatan
Pemuda Indonesia) melucuti senjata Jepang di Teluk Betung,
Kalianda, dan Menggala.
13)
Solo
Para pemuda melakukan pengepungan markas Kempetai
Jepang, sehingga terjadilah pertempuran. Dalam pertempuran
itu, seorang pemuda bernama Arifin gugur.
B. PROSES TERBENTUKNYA NEGARA KESA TUAN
REPUBLIK INDONESIA
Sebagai negara yang baru lahir, Indonesia belum memiliki
undang-undang dasar yang berfungsi untuk mengatur segala aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kepala negara dan kepala
pemerintahan yang akan menjalankan pemerintahan serta keleng-
kapannya juga belum ada. Para pemimpin bangsa segera me-
manfaatkan dengan sebaik-baiknya lembaga yang ada pada waktu
itu, yaitu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
dibentuk Jepang sejak tanggal 7 Agustus 1945.
1. Pembentukan Kelengkapan Pemerintahan
Sehari sesudah proklamasi kemerdekaan, pada tanggal 18
Agustus 1945 PPKI mengadakan sidangnya yang pertama di
Gedung Kesenian Jakarta. Sidang dipimpin oleh Ir. Soekarno dengan
Drs. Mohammad Hatta sebagai wakilnya. Anggota sidang PPKI
sebanyak 27 orang.
Melalui pembahasan secara musyawarah, sidang mengambil
keputusan penting, antara lain sebagai berikut.
a. Penetapan dan pengesahan konstitusi sebagai hasil kerja
BPUPKI yang sekarang dikenal dengan Undang-Undang
Dasar 1945 sebagai konstitusi RI.
b. Ir. Soekarno dipilih sebagai presiden RI dan Drs. Mohammad
Hatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia.
Sumber:
Sejarah Nasional
Indonesia,
1993
Gambar 12.6
Suasana sidang
PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945.
Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
209
c. Pekerja Presiden RI untuk sementara waktu oleh sebuah
Komite Nasional.
Pembukaan UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI hampir
seluruh bahannya diambil dari Rancangan Pembukaan UUD hasil
kerja Panitia Perumus pada tanggal 22 Juni 1945 yang disebut
Piagam Jakarta.
Bahan tersebut telah mengalami beberapa perubahan, yaitu
sebagai berikut.
a. Kata “
mukadimah
” diganti “
pembukaan
”.
b. Kata “
hukum dasar
” diganti dengan “
Undang-Undang
Dasar
”.
c. Kata “
menurut dasar
” dalam kalimat “
Berdasarkan kepada
Ketuhanan
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab
” dihapus.
d. Kalimat ... “
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya
” dihapus.
Adapun isi batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945,
bahannya diambil dari rancangan konstitusi hasil penyusunan Panitia
Perancangan pada tanggal 16 Juli 1945. Bahan itu juga mengalami
beberapa perubahan, antara lain sebagai berikut.
a. Pasal 6 Ayat 1, semula berbunyi “
Presiden ialah orang In-
donesia asli yang
beragama Islam
”. Kata yang “
beragama
Islam
” dihilangkan karena dinilai menyinggung perasaan yang
tidak beragama Islam.
b. Pasal 29 Ayat 1, kalimat di belakang ... “
Ketuhanan”
yang
berbunyi
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya
” dihilangkan. Kalimat tersebut terdapat
pada pembukaan UUD alinea ke-4.
Setelah melalui pembicaraan dan pembahasan yang matang,
akhirnya dengan suara bulat, konstitusi itu diterima dan disahkan
oleh PPKI menjadi Konstitusi Negara Republik Indonesia.
Konstitusi itu disebut Undang-Undang Dasar 1945. Pengesahan
itu kemudian dimuat dalam Berita Republik Indonesia Tahun ke-2
No. 7 Tahun 1946 halaman 45–48.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 presiden dan wakil presiden
RI untuk pertama kali dipilih oleh PPKI, karena MPR yang berhak
memilih dan melantiknya belum terbentuk. Hal itu diatur dalam
Pasal III Aturan Peralihan UUD 1945. PPKI memilih Ir. Soekarno
sebagai presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil presiden
RI.
Untuk membantu pekerjaan presiden RI, PPKI telah meng-
aturnya pada Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbunyi,
Aktivitas Mandiri
UUD 1945 adalah
konstitusi tertinggi
negara Indonesia.
Menurutmu, apakah
UUD 1945 itu perlu
diamandemen atau
tidak?
Aktivitas Mandiri
Untuk menambah
pemahaman kalian,
lakukanlah studi
pustaka guna menggali
informasi mengenai
susunan kementrian
hasil sidang kedua PPK
I tanggal 19 Agustus
1945. Setelah informasi
yang kalian cari leng-
kap, susunlah ke dalam
bentuk laporan dan
presentasikan di depan
kelas.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
210
“
Sebelum Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakil-
an Rakyat, dan Dewan Pertimbangan Agung dibentuk menurut
Undang-Undang Dasar, segala kekuasaannya dijalankan
oleh presiden dengan bantuan sebuah Komite Nasional
”.
PPKI kemudian melanjutkan pekerjaannya guna melengkapi
berbagai hal yang diperlukan bagi berdirinya negara dengan
melaksanakan sidang pada tanggal 19 Agustus 1945.
Dalam sidang kedua PPKI menghasilkan keputusan, antara lain:
a. Menetapkan dua belas kementerian yang membantu tugas
presiden dalam pemerintah.
b. Membagi wilayah Republik Indonesia menjadi delapan provinsi.
2. Pembentukan Komite Nasional Indonesia
PPKI kembali mengadakan sidang pada tanggal 22 Agustus
1945 yang memiliki agenda pokok tentang rencana pembentukan
Komite Nasional dan Badan Keamanan Rakyat. Komite Nasional
dibentuk di seluruh Indonesia dan berpusat di Jakarta. Tujuannya
sebagai penjelmaan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk
menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia yang berdasarkan
kedaulatan rakyat, KNIP diresmikan dan anggotanya dilantik pada
tanggal 29 Agustus 1945 di Gedung Kesenian, Pasar Baru, Jakarta.
Pada saat itu terjadi perubahan politik, pada tanggal 11 No-
vember 1945, Badan Pekerja KNIP mengeluarkan Pengumuman
Nomor 5 tentang Peralihan Pertanggungjawaban menteri-menteri
dari Presiden kepada Badan Pekerja KNIP. Itu berarti sistem
kabinet presidensiil dalam UUD 1945 telah diamandemen menjadi
sistem kabinet parlementer. Hal ini terbukti setelah Badan Pekerja
KNIP mencalonkan Sutan Syahrir sebagai perdana menteri.
Akhirnya, kabinet presidensiil Soekarno-Hatta jatuh dan digantikan
oleh kabinet parlementer dengan Sutan Syahrir sebagai perdana
menteri pertama.
Ajang Curah
Pendapat
Untuk menambah pe-
mahaman kalian, coba
diskusikan bersama
kelompok kalian, me-
ngapa setelah diprokla-
masikannya kemerde-
kaan Indonesia, tidak
segera dibentuk MPR
dan DPR, sehingga
pemerintah harus
dibantu oleh Komite
Nasional.
No.
Provinsi
Nama Gubernur
1.
Provinsi Sumatra
Mr. Tengku Moh. Hasan
2.
Provinsi Jawa Barat
Sutarjo Kartohadikusumo
3.
Provinsi Jawa Tengah
R. Panji Soeroso
4.
Provinsi Jawa Timur
R. A. Soerjo
5.
Provinsi Sunda Kecil
Mr. I. Gusti Ktut Pudja
6.
Provinsi Maluku
Mr. J.
Latuharhary
7.
Provinsi Sulawesi
Dr. G.S.S.S.J. Ratulangi
8.
Provinsi Kalimantan
Ir.
Pengeran Mohammad Noor
PEMBAGIAN WILAYAH REPUBLIK INDONESIA
Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
211
3. Pembentukan Alat Kelengkapan Keamanan Negara
Pada akhir sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945 dibentuk
panitia kecil yang bertugas membahas pembentukan tentara
kebangsaan. Sebagai tindak lanjut dari usulan tersebut, presiden
menugaskan Abdul Kadir, Kasman Singodimedjo, dan Otto Iskan-
dardinata untuk menyiapkan pembentukan tentara kebangsaan.
Hasil kerja panitia kecil itu dilaporkan dalam rapat Pleno PPKI
pada tanggal 22 Agustus 1945. Kemudian rapat pleno memutuskan
pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR). BKR ditetapkan
sebagai bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang
(BPKKP) yang merupakan induk organisasi dengan tujuan untuk
memelihara keselamatan masyarakat, serta merawat para korban
perang.
Sementara itu, situasi keamanan tampaknya akan makin buruk
karena dibayang-bayangi oleh datangnya tentara Sekutu dan
Belanda di Indonesia. Menghadapi situasi demikian para pemuda
merasa terpanggil untuk berjuang memanggul senjata. Untuk itu,
berdirilah berbagai organisasi kelaskaran di berbagai wilayah.
Melihat perkembangan situasi yang makin membahayakan
negara, pimpinan negara menyadari bahwa sulit untuk memper-
tahankan negara dan kemerdekaan tanpa angkatan perang. Dalam
kondisi seperti itu, pemerintah memanggil pensiunan Mayor KNIL
Oerip Soemoharjo dari Jogjakarta ke Jakarta dan diberi tugas mem-
bentuk tentara kebangsaan.
Dengan Maklumat Pemerintah pada tanggal 5 Oktober 1945,
terbentuklah organisasi ketentaraan yang bernama Tentara
Keamanan Rakyat (TKR). Semula yang ditunjuk menjadi pimpinan
tertinggi TKR adalah Supriyadi, pimpinan perlawanan Peta di Blitar
(Februari 1945), dan sebagai Menteri Keamanan Rakyat ad in-
terim diangkat Muhammad Surjoadikusumo, mantan Daidanco
Peta. Berdasarkan Maklumat Pemerintah itu pula, Oerip
Soemoharjo membentuk Markas Tinggi TKR di Jogjakarta. Di
Pulau Jawa terbentuk 10 devisi dan di Sumatra 8 divisi.
Berkembangnya situasi yang makin tidak menentu menyebab-
kan TKR membutuhkan figur pimpinan yang kuat dan berwibawa.
Akan tetapi, Supriyadi yang telah ditunjuk sebagai pimpinan tertinggi
TKR belum juga muncul sehingga di kalangan TKR merasa perlu
segera mengisi kekosongan tersebut. Dalam konferensi TKR di
Jogjakarta pada tanggal 12 Nopember 1945, Kolonel Soedirman,
Panglima Divisi V Banyumas terpilih menjadi pimpinan tertinggi
TKR. Pengangkatan Kolonel Soedirman dalam jabatan terlaksana
setelah selesainya pertempuran di Ambarawa.
Sumber:
30 th Indonesia
Merdeka,
1985
Gambar 12.7
Kepala Staf
Umum TKR Letnan Jenderal
Oerip Soemohardjo.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
212
Untuk menghilangkan kesimpangsiuran, Markas Besar TKR
pada tanggal 6 Desember 1945 mengeluarkan sebuah maklumat.
Isi maklumat itu menyatakan bahwa selain tentara resmi (TKR)
juga dibolehkan adanya laskar, sebab hak dan kewajiban memper-
tahankan negara bukanlah monopoli tentara. Pada tanggal 18
Desember 1945 pemerintah mengangkat Kolonel Soedirman sebagai
Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal. Adapun sebagai
Kepala Staf Umum TKR dipegang oleh Mayor Oerip Soemoharjo.
Adapun perkembangan Tentara Keamanan Rakyat adalah
sebagai berikut.
a. Pada tanggal 7 Januari 1946, pemerintah mengubah nama
Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan
Rakyat. Kemudian Kementerian Keamanan Rakyat menjadi
Tentara Republik Indonesia.
b. Tanggal 24 Januari 1945, Tentara Keselamatan Rakyat (TKR)
berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).
Pergantian nama itu dilatarbelakangi oleh upaya mendirikan
tentara kebangsaan yang percaya pada kekuatan sendiri.
c.
Pada tanggal 5 Mei 1947, presiden mengeluarkan dekret guna
membentuk suatu panitia yang ia pimpin sendiri dengan nama
Panitia Pembentukan Organisasi Tentara Nasional Indonesia.
Panitia tersebut beranggotakan 21 orang dari berbagai pimpinan
laskar yang paling berpengaruh. Pada tanggal 3 Juni 1947 keluar
sebuah penetapan yang menyatakan bahwa TRI berganti nama
menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pergantian nama
itu dilatarbelakangi oleh upaya mereorganisasi tentara kebang-
saan yang benar-benar profesional.
4. Dukungan Daerah terhadap Pembentukan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Dukungan terhadap proklamasi pembentukan negara dan
pemerintah Republik Indonesia, antara lain datang dari daerah
berikut.
a. Keraton Kasultanan Jogjakarta
Pada tanggal 29 Agustus 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono
IX dari Jogjakarta mengirimkan telegram ke Jakarta yang isinya
menyatakan bahwa Kasultanan Jogjakarta sanggup berdiri di
belakang pimpinan Soekarno-Hatta.
Pada tanggal 5 September 1945 dukungan itu dipertegas
dengan pengumuman Amanat Pernyataan Sri Sultan Hamengku
Buwono IX.
Aktivitas Mandiri
Untuk menambah pe-
mahaman dan pengeta-
huan kalian, lakukanlah
studi pustaka mengenai
perkembangan TNI dari
masa ke masa, semen-
jak Indonesia merdeka
sampai sekarang.
Tulislah hasilnya di
buku tugas kalian dan
presentasikan di depan
kelas.
Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
213
b. Sumatra mendukung pemerintah Republik Indonesia
Gelora kemerdekaan Indonesia yang telah menyebar ke mana-
mana mendorong para pemuda, khususnya Sumatra Timur untuk
bergerak. Munculnya semangat kebangsaan yang tinggi
menyebabkan para pemuda bergerak dari Jalan Jakarta No. 6
Medan di bawah pimpinan A. Tahir, Abdul Malik Munir, M.K.
Yusni mendukung pemerintah Republik Indonesia yang telah berdiri.
Melihat dukungan rakyat yang demikian besar dan tanpa kenal
takut, pada tanggal 3 Oktober 1945 Teuku Mohammad Hassan
selaku gubernur dengan resmi mengumumkan dimulainya
pemerintahan Republik Indonesia di Sumatra dengan Medan
sebagai ibu kota provinsinya.
Penduduk Bukittinggi pun tidak ketinggalan mendukung
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tanggal 29 September 1945
bendera Merah Putih telah berkibar di Bukittinggi. Sejak saat itulah
bendera Merah Putih berkibar di daerah-daerah di Sumatra.
c. Sulawesi Utara mendukung pemerintah Republik Indone-
sia
Pada tanggal 14 Februari 1945 para Pemuda Sulawesi Utara
di bawah pimpinan Ch. Taulu mengadakan pemberontakan untuk
mendirikan RI di Sulawesi Utara. Awalnya, pemberontakan itu
muncul di Manado yang kemudian menyebar ke Tondano, Bitung,
dan Bolang Mongondow. Perlawanan terhadap Belanda ( NICA )
mendapat dukungan dari rakyat, karena rakyat sudah anti terhadap
penjajah dan mendukung berdirinya negara Republik Indonesia.
5. Pembentukan Lembaga Pemerinta han di Seluruh
Daerah di Indonesia
Bentuk pemerintah daerah di Indonesia diatur dalam Undang-
Undang Dasar 1945 Pasal 18 (sebelum diamandemen) yang
berbunyi:
Pembagian Daerah Indonesia atas daerah besar dan
kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan
dengan undang-undang dengan memandang dan mengingat
dasar musyawarah dalam sistem pemerintahan negara, dan
hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istime-
wa
. Hal ini berarti daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah
provinsi dan setiap daerah provinsi akan dibagi pula dalam daerah
yang lebih kecil. Di daerah-daerah yang bersifat otonom atau dae-
rah administrasi, semua menurut aturan yang akan ditetapkan de-
ngan undang-undang dan akan diadakan badan perwakilan daerah.
Berbagai kegiatan yang dilakukan di daerah antara lain:
a. Pada awal September 1945, pemerintah Republik Indonesia
Provinsi Sulawesi terbentuk. Dr. G.S.S.J. Ratulangi dilantik
Galeri Pengetahuan Sosial 2
214
Maestro Sosial
Ir. Soekarno dikenal pandai berpidato dan
menguasai beberapa bahasa asing,
sehingga dijuluki sebagai “Singa Podium”.
Ir. Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur,
pada 6 Juni 1901. Jenjang pendidikannya
dimulai dari Indische School (IS) di
Tulungagung. Setelah lulus melanjutkan
pendidikannya di Europesche Lagene
School (ELS) Mojokerto, Jawa Timur;
Hogene Burger School (HBS) Surabaya;
dan Technische Hogere School (THS),
sekarang menjadi Institut Teknologi
Bandung (ITB), di Bandung, Jawa Barat,
dan memperoleh gelar Insinyur.
2. Drs. Mohammad Hatta (1902–1980)
adalah wakil presiden pertama RI (1945–
1957) dan sebagai bapak koperasi Indo-
1. Ir. Soekarno (1901–1970) adalah presiden
Republik Indonesia (RI) pertama dan pah-
lawan proklamator. Beliau menjadi
presiden RI sejak tahun 1945 sampai
1967.
Sumber:
Ensiklopedi Umum untuk Pelajar
, 2005
1 2
sebagai gubernur Sulawesi dan mulai menjalankan roda
pemerintahan.
b. Di Medan, pada tanggal 30 September 1945 para pemuda
dipimpin oleh Sugondo Kartoprojo membentuk Barisan Pemuda
Indonesia. Gubernur Sumatra, Teuku Mohamad Hassan juga
segera membentuk pemerintah daerah di wilayah Sumatra.
c. Di Banjarmasin, pada tanggal 10 Oktober 1945 rakyat
melakukan rapat umum untuk meresmikan berdirinya
pemerintah Republik Indonesia Daerah Kalimantan Timur.
Pada tanggal 1 Januari 1946 di Pangkalan Bun, Sampit, dan
Kota Waringin diresmikan berdirinya pemerintahan Republik
Indonesia dan Tentara Republik Indonesia.
Selain daerah-daerah tersebut di atas, daerah lain juga
mengikuti langkah-langkah yang diinstruksikan oleh pemerintah
pusat untuk segera menjalankan pemerintahan di daerah di bawah
pimpinan para gubernur masing-masing.
Sesuai dengan keputusan PPKI tanggal 18 Agustus 1945
bahwa tugas presiden dibantu oleh Komite Nasional, maka di
daerah-daerah tugas gubernur (kepala daerah) juga dibantu oleh
Komite Nasional di Daerah. Pembentukan Komite Nasional Indo-
nesia Daerah yang ada di tiap-tiap provinsi merupakan lembaga
yang akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
sebelum diadakan pemilihan umum. Dengan terbentuknya
pemerintahan di daerah yang dibantu oleh Komite Nasional di
daerah diharapkan roda pemerintahan dapat berjalan, baik di tingkat
pusat maupun di daerah.
Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
215
Akibat Pengeboman Kota Hiroshima
dan Nagasaki oleh Amerika Serikat
mengakibatkan Jepang kehilangan
kekuatan, sehingga akhirnya Jepang
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu
pada tanggal 14 Agustus 1945.
Pelaksanaan pembacaan naskah
proklamasi kemerdekaan dilaksanakan
pada hari Jum’at tanggal 17 Agustus
1945 pukul 10.00 di Pegangsaan Timur
No. 56 Jakarta.
Peristiwa penting yang menunjukkan
dukungan rakyat secara spontan ter-
hadap Proklamasi Kemerdekaan Indo-
nesia, antara lain:
–
Rapat Raksasa di Lapangan lkada
19 September 1945.
–
Tindakan heroik di berbagai kota di
seluruh Indonesia, seperti di Jogja-
karta, Jakarta, Bandung, Surabaya,
Semarang, Aceh, Palembang, Kali-
mantan, Bali, dan lain-lain.
Sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945 menghasilkan keputusan:
–
Penetapan dan pengesahan Un-
dang-Undang Dasar 1945 sebagai
konstitusi RI.
–
Ir. Soekarno dipilih sebagai presiden
RI dan Drs. Mohammad Hatta
sebagai wakil presiden Republik In-
donesia.
–
Pekerja Presiden RI untuk semen-
tara waktu dibantu oleh sebuah
Komite Nasional.
Sidang PPKI 19 Agustus 1945. Dalam
sidang kedua PPKI menghasilkan
keputusan, antara lain:
–
Menetapkan dua belas kemente-
rian yang membantu tugas Presiden
dalam pemerintah.
–
Pembentukan Komite Nasional In-
donesia.
Berdasarkan Maklumat Pemerintah
pada tanggal 5 Oktober 1945, terben-
tuklah organisasi ketentaraan yang
bernama Tentara Keamanan Rakyat
(TKR).
Rangkuman
Maestro Sosial
nesia. Beliau juga sangat berperan dalam
upaya memperoleh pengakuan kedaulatan
dari pemerintah Belanda terhadap kedau-
latan RI. Mohammad Hatta lahir di Bukit-
tinggi, Sumatra Barat pada 12 Agustus
1902. Jenjang pendidikannya ditempuh di
Europoesche Lagere School (ELS) di Bukit-
tinggi, Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs
(MULO) di Padang, dan Handels
Middelsbare School (HMS) di Jakarta.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta beserta para
tokoh lainnya memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Ir. Soekarno
membacakan teks proklamasi kemerdekaan
dan Drs. Moh. Hatta sebagai pendampingnya,
bahkan dalam teks proklamasi tersebut
tercantum nama dan tanda tangan mereka
berdua atas nama bangsa Indonesia. Oleh
karena itulah, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
diberi gelar sebagai pahlawan proklamator
pada tahun 1986.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
216
Dengan mempelajari Peristiwa-peristiwa
Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya
Negara Kesatuan Indonesia, kita jadi makin
tahu bahwa diperlukan usaha keras dan
pengorbanan yang besar untuk meraih
kemerdekaan dan membentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Semua
elemen atau golongan masyarakat bersedia
mengesampingkan ego, kepentingan, dan
golongannya masing-masing guna
mewujudkan kepentingan bersama, yakni
proklamasi kemerdekaan dan terbentuknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Contohnya pada saat terjadi perbedaan
pendapat antara golongan muda dan
golongan tua berkaitan dengan penetapan
pelaksanaan proklamasi kemerdekaan, yang
akhirnya di antara masing-masing golongan
tersebut bersepakat dengan damai untuk
melaksanakan proklamasi kemerdekaan
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Berdasarkan hal tersebut, salah satu
pelajaran yang dapat kita petik adalah
kepentingan bangsa dan negara adalah yang
utama di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Dalam lingkup yang lebih kecil
(dalam kehidupan bermasyarakat),
kepentingan umum harus diutamakan
daripada kepentingan pribadi.
Di samping itu, karena begitu kerasnya
usaha dan begitu besarnya pengorbanan
untuk meraih Indonesia merdeka dan
membentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia, maka sudah sepantasnyalah kita
sebagai generasi penerus menghormati dan
menghargainya dengan mengisi
kemerdekaan dengan pembangunan dan
kegiatan-kegiatan positif lainnya. Usaha
lainnya untuk mengisi kemerdekaan dapat
dilakukan dengan melaksanakan UUD 1945
dan Pancasila, yang merupakan hasil
pemikiran para pendahulu kita secara murni
dan konsekuen sesuai dengan peran dan
status kita. Misalnya sebagai pelajar dengan
rajin belajar, aktif dalam kegiatan
ekstrakurikuler, berperan aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan, meneladani sifat-
sifat para pejuang, seperti rela brkorban,
berjuang tanpa pamrih, pemberani, dan
lain-lain. Sudahkah kalian berbuat
demikian? Jika sudah, kembangkan dan
tingkatkanlah terus. Namun jika belum,
mulailah dari sekarang.
Petikan Ilmu
(Refleksi Diri)
Ayo Belajar
Aspek: Kognitif
Kerjakan soal-soal berikut di buku tugasmu.
A. Ayo, pilih jawaban yang paling tepat sesuai dengan materi
Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses
Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,
untuk mengevaluasi daya serap materimu.
1. Sehari sebelum naskah proklamasi
dibacakan, Ir.Soekarno dan Drs. Moh
Hatta dibawa oleh para pemuda,
sehingga dikenal dengan peristiwa ....
a. Rengasdengklok
b. Surabaya
c. Tanjung Priok
d. Linggajati
Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
217
7. Berdasarkan Maklumat Pemerintah
tanggal 5 Oktober 1945, terbentuklah
organisasi ketentaraan yang bernama
....
a. Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
b. Tentara Keselamatan Rakyat
(TKR)
c. Badan Keamanan Rakyat (BKR)
d. Tentara Republik Indonesia.(TRI)
8. Tanggal 29 Agustus 1945 Sri Sultan
Hamengku Buwono IX mengirimkan
telegram ke Jakarta yang isinya me-
nyatakan bahwa ....
a. Kasultanan Jogjakarta sanggup
berdiri di belakang pimpinan Soe-
karno-Hatta
b. Kasultanan Jogjakarta diberi hak
membentuk Tentara Keamanan
Rakyat
c. Kasultanan Jogjakarta meminta
bantuan keamanan dari pemerintah
pusat
d. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
sanggup menghadapi sekutu jika
sewaktu-waktu datang
9. Proklamasi kemerdekaan sebenarnya
bukan merupakan titik akhir perjuang-
an bangsa, tetapi merupakan ....
a. titik awal perjuangan bangsa
b. titik puncak perjuangan bangsa
c. titik balik perjuangan bangsa
d. titik akhir perjuangan para pahla-
wan bangsa
10. Kewajiban warga negara terhadap
proklamasi kemerdekaan yaitu ....
a. memperingati setiap tahun
b. mengisi dengan pembangunan
c. mempelajari naskah proklamasi
d. mengingat pahlawan proklamator
2. Kedudukan Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta pada teks proklamasi ada-
lah atas nama ....
a. penduduk Indonesia
b. bangsa yang terjajah
c. bangsa Indonesia
d. seluruh pahlawan bangsa
3. Bendera Pusaka yang dikibarkan
setelah naskah Prolamasi Kemer-
dekaan dibacakan dibuat oleh ....
a. Kristina Martha Teahahu
b. Dewi Sartika
c. Ny. Ada Malik
d. Fatmawati Soekarno
4. Rapat Umum di Lapangan Ikada
Jakarta pada tanggal 19 September
1945 dipelopori ....
a. BPUPKI
b. Komite Nasional Indonesia
c. Menteri Dalam Negeri
d. Komite Van Aksi
5. Sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945 mengambil keputusan penting,
antara lain ....
a. membentuk Komite Nasional yang
bertugas membantu presiden
b. penetapan susunan kementerian
c. pembentukan Tentara Keamanan
Rakyat
d. memilih presiden dan wakil pre-
siden Republik Indonesia
6. Sidang kedua PPKI 19 Agustus 1945
menghasilkan keputusan, antara lain
membagi wilayah Republik Indonesia
menjadi ... provinsi.
a. delapan
b. dua puluh
c. dua puluh tujuh
d. tiga puluh tiga
Galeri Pengetahuan Sosial 2
218
1. Sebutkan susunan acara dalam upa-
cara pembacaan Proklamasi kemer-
dekaan 17 Agustus 1945.
2. Mengapa pada saat bangsa Indone-
sia memproklamasikan kemerde-
kaanya disebut masa
vacum af power
(kekosongan kekuasaan)?
3. Jelaskan peran pers dalam penye-
barluasan berita proklamasi kemer-
dekaan.
4. Bagaimanakah rumusan Pancasila
yang disahkan oleh PPKI pada tanggal
18 Agustus 1945 dan ditetapkan se-
bagai dasar negara?
5. Apakah yang dimaksud proklamasi
merupakan pangkal pembangunan
bangsa?
1. Kerjakan tabel berikut sesuai dengan sikapmu.
–
Salinlah tabel berikut di buku tugas dan berilah tanda
pada
kolom yang tersedia atas setiap pernyataan berikut sesuai
dengan pilihanmu.
–
Kerjakan sesuai pemahaman konsepmu mengenai peristiwa
sekitar proklamasi dan proses terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Sikap Sosial
Aspek: Afektif
B. Ayo, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai materi
Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses
Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
No.
1.
2.
3.
Penyataan
Proklamasi Kemerdekaan
merupakan hadiah/pemberian
dari Jepang.
Sebagai pelajar, usaha untuk
mengisi kemerdekaan hanya
cukup dengan rajin belajar.
Mengamandemen UUD 1945
berarti tidak menghargai para
pejuang yang telah menyusun-
nya dan merupakan tindakan
antipemerintah.
SS S N TS STS Alasan
Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
219
2. Studi kasus
(Pengembangan kecakapan akademik, sosial, dan kebangsaan)
Bangkit dengan Semangat Proklamasi
Kulonprogo-Peringatan hari ulang tahun
(HUT) ke-61 Proklamasi Kemerdekaan Indo-
nesia, diperingati oleh Pemkab Kulonprogo
dalam suasana keprihatinan. Semua acara
dilangsungkan dengan sederhana dan jauh dari
kesan meriah seperti tahun-tahun sebelumnya.
Menurut Bupati H. Toyo S. Dipo,
keprihatinan ini sebagai bentuk solidaritas
terhadap beberapa warga yang menjadi korban
gempa bumi 27 Mei 2006 silam. Bencana
gempa bumi jangan sampai membuat
masyarakat lemah dan tidak berdaya.
Semuanya harus diakhiri dengan tetap semangat
kembali menata tatanan kehidupan baru.
“Marilah kita bangkit dari keterpurukan
akibat bencana gempa bumi dengan gumregah
dengan mendasarkan pada semangat
proklamasi,” kata Toyo pada acara malam
tirakatan peringatan detik-detik proklamasi di
Gedung Kaca, Rabu (16/8) malam.
Kebersamaan dan kebangsaan, lanjutnya,
harus kembali ditegakkan untuk membangun
kembali Indonesia yang bersatu aman, adil,
demokratis. Sikap dan kerja sama, tolong-
menolong sesama warga harus kembali
ditegakkan.
Di sisi lain, pemerintah yang bersih
(good governance), juga harus ditegakkan
sebagai sarana mewujudkan keadilan sosial
bagi masyarakat. Semuanya harus dilakukan
secara sinergis dengan melibatkan tiga lapisan
masyarakat yang ada.
“Pemerintah, swasta, dan masyarakat
harus kembali bersatu padu untuk membangun
negara dan bangsa ini, sehingga nantinya akan
tercapai kesejahteraan bagi masyarakat,”
imbuh Toyo.
Dalam meningkatkan kesejahteraan ini,
pemkab telah banyak menggandeng beberapa
investor untuk menanamkan modalnya di
Kulonprogo. Dua perusahaan yang telah
menanamkan modal mereka, ternyata mampu
menyerap ribuan tenaga kerja dan mengurangi
jumlah pengangguran.
Malam tirakatan kali ini diisi dengan
ceramah oleh Dosen UMY Harwanto Dahlan.
Harwanto mengatakan, bencana alam yang
melanda DIJ dan Jawa Tengah merupakan
ajang introspeksi terhadap perbuatan dan
kebijakan. Semuanya harus didasari dengan
keikhlasan untuk mengabdi terhadap nusa dan
bangsa.
"Beruntung dalam bencana ini
Kulonprogo hanya mengalami sedikit
kerusakan. Dengan semangat proklamasi ini
marilah kita secara ikhlas untuk kembali
mengabdi dan membangun masyarakat."
Sementara itu HUT Proklamasi kemarin,
diperingati dengan digelarnya upacara bendera
di Alun-Alun Wates. Bertindak sebagai
inspektur upacara adalah Bupati H. Toyo S.
Dipo. Adapun yang membacakan teks
proklamasi adalah Ketua DPRD Drs.
Kasdiyono.
Sumber:
Jawa Pos
, Minggu 30 Juli 2006
Setelah membaca kutipan berita di atas jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut.
1. Mengapa acara HUT ke-61 Proklamasi Kemerdekaan Indo-
nesia di Kulonprogo diperingati dalam suasana keprihatinan?
2. Bagaimana bentuk solidaritas terhadap beberapa warga korban
gempa dalam peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan In-
donesia?
Galeri Pengetahuan Sosial 2
220
Uji Unjuk Kerja
Aspek: Psikomotorik
Lakukan kegiatan-kegiatan berikut dengan benar.
1. Tuliskan naskah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
pada selembar kertas folio.
2. Perankan pembacaan teks proklamasi kemerdekaan di depan
kelas (
role playing
).
3. Teman yang lain menanggapi pembacaan tersebut berkaitan
dengan:
a . penampilan,
b. intonasi bacaan,
c. pelafalan.
Selamat mengerjakan dan semoga makin memaknai arti
pentingnya proklamasi kemerdekaan Indonesia.
3. Bagaimana cara menggugah semangat para warga korban agar
bangkit dari keterpurukan?
4. Mengapa pemerintah yang bersih (
good governance
) harus
ditegakkan sebagai sarana mewujudkan keadilan sosial?
5. Bagaimanakah peran swasta dalam meningkatkan kesejah-
teraan masyarakat terutama masyarakat Kulonprogo?
Selamat mengerjakan dan semoga mampu mengisi kemer-
dekaan dengan sebaik-baiknya.